Rabu, 05 September 2018

SEJARAH INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK (ITL) TRISAKTI


SEJARAH INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK (ITL) TRISAKTI

Tahun 1970 STMT Trisakti dikenal dengan nama Akademi Angkutan Udara Niaga (AAUN) Trisakti. Kemudian dengan Keputusan Mendikbud pada tahun 1985 berubah menjadi Akademi Administrasi Udara Niaga Trisakti.

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Mendikbud pada tahun 1986, status dan nama lembaga ini ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti disingkat STMT Trisakti.

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 1998 STMT Trisakti memiliki program pendidikan :

Diploma III dengan program studi:
1.      III Manajemen Transportasi Udara (MTU)
2.      III Manajemen Transportasi Laut (MTL)
3.      III Manajemen Logistik & Material (MLM)

Strata 1 (S.1) Manajemen, dengan konsentrasi/peminatan :
1.      Manajemen Transpor Udara (MTU)
2.      Manajemen Transpor Darat (MTD)
3.      Manajemen Transpor Laut (MTL)
4.      Manajemen Logistik (M.Log)

Pada tahun 2005, STMT Trisakti memperoleh ijin operasional untuk penyelenggaraan Program Pascasarjana Magister Manajemen Transportasi.

Pada tahun 2015, STMT Trisakti memperoleh SK Ristekdikti tentang Perubahan Nama dari Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti.

Tahun 2017 STMT Trisakti memperoleh ijin penyelenggaraan untuk 2 (dua) program studi sarjana yaitu :
1.      Program Studi Sarjana Logistik
2.      Program Studi Sarjana Transportasi

Pada hari Senin, 26 Februari 2018, Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti secara resmi telah bertransformasi (perubahan bentuk) menjadi Institut Transportasi dan Logistik (ITL) Trisakti dengan menambah 3 (tiga) program studi baru. Penetapan perubahan bentuk diberikan melalui Keputusan Menristekdikti yang diserahkan oleh Kopertis Wilayah III, Jakarta Timur. Adapun maksud dari transformasi ini adalah agar tersedia program studi bidang transportasi dan logistik secara komprehensif sehingga Institut Transportasi dan Logistik Trisakti nantinya akan mampu menghasilkan tenaga ahli dibidang Transportasi dan Logistik di seluruh Indonesia.

ALASAN MASUK ITL

Alasan saya menjadi mahasiswa di ITL Trisakti pada awalnya setelah lulus SMA saya mendaftar diri untuk menjadi Polisi Wanita (PolWan) RI, tetapi karena ada beberapa hal sehingga saya tidak jadi mendaftar. Lalu Orang Tua saya menyarankan saya untuk kuliah saja, setelah saya memilah-milah akhirnya saya memilih untuk masuk ITL Trisakti yang pada saat saya mendaftar masih bernama STMT Trisakti.

ALASAN MEMILIH JURUSAN MANAJEMEN LOGISTIK DAN MATERIAL

Dulu saya di rekomendasikan untuk masuk jurusan logistik, awalnya saya tidak tahu apa itu logistik. Ketika dijelaskan sayapun akhirnya memutuskan masuk jurusan logistik. Saya mendaftarkan diri melalui jalur beasiswa, Puji Tuhan saya diterima dengan prodi D3 Manajemen Logisitik dan Material. Semakin saya pelajari ternyata jurusan manajemen logistik dan material sedang diperhatikan dan dibutuhkan banyak tenaga ahli logistik yang kompeten dan setiap perusahaan pasti membutuhkan ahli logistik untuk mengatur, menyimpan, dan mendistribusikan produk barang dan jasa mereka. Dan Presiden Joko Widodo pun menyinggung bidang logistik sangat dibutuhkan karena transportasi dan logistik merupakan hal yang tak terpisahkan dalam kaitannya dengan bisnis dan perdagangan. Kelangsungan hidup dan pengembangan dari bisnis dan perdagangan bergantung pada mobilitas ini. Pengetahuan akan sistem logistik tentu merupakan kunci dalam pengembangan bisnis yang mana saat ini membutuhkan sumber daya yang besar di bidang tersebut. Oleh karena itu, bidang logistik ini memiliki prospek kerja yang bagus, banyak kesempatan terbuka luas untuk mendapat pekerjaan di bidang logistik.


KEGIATAN KAMPUS YANG SAYA IKUTI

-          Latihan Kepemimpinan I Himpunan Mahasiswa Logisitk
  



-          Kepanitiaan Diskusi Umum 2018





-          Kunjungan Ilmiah ke PT. AEON INDONESIA  2018





-          Kunjungan Ilmiah ke PT. PAPANDAYAN COCOA INDUSTRIES – Barry Callebaut 2018



-          Kepanitiaan Seminar Kewirausahaan 2017



-          Kunjungan Ilmiah PT. SUMISHO GLOBAL LOGISTIK (SGL) 2017

-          Kunjungan Ilmiah PT. YCH INDONESIA 2017

-          Seminar Umum Himpunan Mahasiswa Logistik 2016




KEGIATAN LUAR KAMPUS YANG SAYA IKUTI
-          ENGLISH COURSE 2017



RENCANA KEJA SETELAH LULUS DARI ITL TRISAKTI

Setelah lulus dari ITL Trisakti saya berencana untuk melanjutkan S1 saya di ITL Trisakti  sambil bekerja. Rencana saya setelah lulus dari ITL Trisakti saya ingin bekerja di perusahaan yang sesuai dengan bidang dan ilmu yang saya miliki. Saya memiliki rencana untuk bekerja di PT. PELINDO II. Selain itu saya juga memiliki rencana di bekerja  PT. DHL Supply Chain Indonesia. 

Selasa, 04 September 2018

Spesifikasi Container


Ukuran Container 20 Feet
Panjang = 6 meter
Lebar = 2,4 Meter
Tinggi = 2,6 Meter




Ukuran Container 40 Feet
Panjang = 12 meter
Lebar = 2,5 meter
Tinggi = 2,6 meter



















Semua container mempunyai sebuah prefix yang di ikuti dengan serial number dimana prefix dan nomor serial container ini agar memudahkan operator dan shipper untuk meng identifikasi dan menelusurinya kemana cargo itu berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. 
Prefix dan nomor container juga di gunakan di dalam dokumentasi shipping, custom clearance dan  Letters of Credit (LCs).
Untuk melihat prefix dan nomor container bisa dari samping container, belakang container, panel dalam container, atau sudah di stempel di CSC Plate Container.
Ketentuan-ketentuan prefix container cenderung pada empat huruf alphabet (abjad) di depan nomor serial container.  Dan yang harus menjadi perhatian adalah prefix sendiri mengindikasikan kepada siapa pemilik container tersebut atau yang mengontrol sebuah container dan prefix tersebut tidak ada hubungannya dengan judul atau nama si pemilik container.
Mari kita lihat lebih detail mengenai nomor container. CSI (Container Service International) menomorkan container tersebut 200082.


Berikut ini adalah penjelasan yang di atas : 
1. Kode pemilik mengandung 3 huruf kapital yang menjadi nomor unik dan terdaftar di International Container Beurau (BIC). bila tidak di daftarkan maka container tersebut tidak dapat di identifikasi.
2. Kode Group Produk mengandung satu huruf besar U, J atau Z (U untuk jenis Freight Container, J untuk Detachable Freight Container dan Z untuk semua traillers dan chassis nya).
3. Nomor Registrasi (serial number) mengandung 6 digit berupa angka.

4. Angka Digit Pemeriksaan selalu mengandung satu nomor angka digit yang ditandai tersendiri dalam kotak. Ini gunanya untuk memverivikasi kode, group produk (product group) dan nomor registrasi yang secara akurat terkirim. Tidak ada nomor container yang diterima dalam proses pendataan sistem jika nomor pemeriksaan (Check Digit) tidak cocok. Ini dibangun untuk memastikan bahwa sejumlah kesalahan transmisi tidak dapat membatalkan satu sama lain.  


Senin, 21 Mei 2018

CeMAT - SUSTAINABLE URBAN DEVELOPMENT

         


Mechanical handling equipment for installation of location materials involving the transport of heavy / large materials.
The conveyor system enables fast and efficient transportation for a variety of materials, which are very popular in the material handling and packaging industries.
Also popular among applications, computers, supermarkets and airports, which is the final delivery of goods to customers.
Many types of conveyor systems in CeMAT Southeast Asia 2018 to meet the different needs of different industries.

Powerful industrial trucks used to lift and separate short-range materials, forklifts become indispensable equipment in manufacturing and warehousing.
I find out in CeMAT Southeast Asia 2018 lorry trucks, fork trucks, fork hoist, and forklift trucks for solutions in intra-logistic and material handling. And also to handle materials with various innovations and designs for forklifts and forklift attachments

Pallet racks for material handling systems and storage facilities designed to store materials on pallets. Many types of pallet racks, and all types that allow storage of palletization materials at CeMAT Southeast Asia 2018.The pallet racks have become the most important and most common elements of modern warehouses, manufacturing facilities, retail centers, and other storage and distribution facilities.

The world-renowned heavy equipment for material handling and intralogistics is well represented in CeMAT Southeast Asia.
Heavy equipment, generator set with mechanical and electrical attachments that can be relied upon to support both current and long term handling materials to provide your needs for customer service satisfaction.

Selasa, 27 Februari 2018

INVENTORY

Persediaan (inventory) adalah stock bahan yang digunakan untuk memudahkan produksi atau untuk  memuaskan pelanggan yang meliputi bahan baku (raw materials), barang dalam proses (in-process goods), dan barang jadi (finished goods).







Alasan Penyimpanan Persediaan
Beberapa alasan kenapa perlu dilakukan penyimpanan persediaan, diantaranya :

1. Trade-off antara ongkos simpan dan ongkos pesan
Setiap perusahaan harus dapat menentukan pilihan yang tepat untuk dapat mengefisiensikan biaya dan mengefektifkan waktu yang dibutuhkan. Apabila suatu perusahaan terlalu menekankan adanya penyimpanan persediaan di gudang, akan mengakibatkan tingginya ongkos simpan yang dikeluarkan. Begitu juga halnya apabila perusahaan terlalu menekankan menggunakan sistem Just In Time (yang akan saya jelaskan di artikel selanjutnya) terhadap produk yang membutuhkan waktu lama dalam proses pengirimannya serta jumlah pemesanannya yang kurang dari kapasitas pengiriman, akan menyebabkan begitu tingginya ongkos pemesanan. Oleh karena itu, dibutuhkan persediaan sebagai pilihan yang tepat, dengan tetap menggunakan prinsip Manajemen Persediaan.

2. Menghadapi permintaan tak terduga
Persediaan juga mampu mengatasi adanya permintaan yang tak terduga. Permintaan yang dating dari konsumen dalam suatu perusahaan tidaklah bersifat tetap (konstan), namun justru bersifat fluktuatif. Perusahaan tidak mampu meramalkan secara tepat berapa jumlah permintaan yang akan dating selanjutnya. Oleh sebab itu, persediaan sangat diperlukan untuk mengatasi adanya permintaan yang mungkin datang dalam jumlah besar dan dalam waktu yang cepat. Sedangkan, dalam proses produksi perusahaan membutuhkan waktu yang cukup panjang.

3. Permintaan musiman
Permintaan kadang datang sesuai dengan musimnya. Sebagai contoh, musim Sepak Bola Piala Dunia, perusahaan garmen akan berusaha untuk memproduksi pakaian yang berbau tim Sepak Bola. Produksi akan dilakukan sebelum datangnya euphoria yang semakin besar. Untuk itu, diperlukan persediaan agar dapat memenuhi keinginan konsumen disaat musim itu.

4. Menghadapi variasi permintaan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, permintaan dari konsumen tidaklah bersifat tetap (konstan), sedangkan bersifat sangat fluktuatif. Oleh karena itu diperlukan persediaan untuk menghadapainya, agar konsumen tidak merasa kecewa atau beralih ke produk lain karena suatu perusahaan tidak mampu memenuhi produk yang diinginkan konsumen.


5. Menghadapi kenaikan harga
Kebalikan dari point sebelumnya, persediaan juga mampu mengatasi adanya kenaikan harga. Sebagai contoh, suatu produk diramalkan harganya akan meningkat pada suatu periode tertentu disebabkan oleh adanya kebijakan pemerintah atau faktor lainya. Untuk menghindari kerugian yang cukup besar nantinya, produk tersebut akan dibeli untuk selanjutnya disimpan, dan dikonsumsi pada saat yang dibutuhkan tanpa merasakan kerugian yang cukup tinggi dikarenakan kenaikan harga produk tersebut.


Bentuk dan Jenis Inventory
Persediaan (inventory) memiliki beberapa bentuk dan jenis yang berbeda, di antaranya :
1. Raw materials (bahan baku),
2. In-process goods (barang dalam proses ),
3. Finished goods (barang jadi )
4. Spare part (Suku cadang)
5. Supplies (bahan penolong)
6. Alat-alat kantor



Tipe Inventori
Menurut Buffa dan Miller (1979) dan Tersine (1988), tipe tipe dari persediaan (inventory) adalah :
1. Inventori Operasi (Operational Inventory)
Menjamin kelancaran pemenuhan permintaan dari pemakai
2. Inventori Penyangga (Buffer Stock)
Mengantisipasi kelangkaan (Shortage) pasokan barang atau meredam fluktuasi permintaan
3. Inventori Siklis (Cycle Inventory)
Untuk menanggulangi lonjakan permintaan yang bersifat siklis (berulang menurut suatu selang waktu karena kejadian tertentu)
4. Inventori Musiman(Seasonal Inventory)
Untuk menanggulangi lonjakan permintaan yang bersifat musiman (berulang menurut selang waktu tertentu karena suatu musim)


Kategori Persediaan

Dalam manajemen persediaan, barang-barang dapat dibagi menurut beberapa sudut pandang yang antara lain:
1. Menurut jenis
Barang umum (general materials)
Barang jenis ini biasanya macamnya cukup banyak, pemakaiannya tidak tergantung dari peralatan, harganya relatif lebih murah, dan penentuan kebutuhannya relatif lebih gampang.
Suku cadang (spare parts)
Barang jenis ini macamnya sangat banyak, harganya biasanya lebih mahal, pemakaiannya tergantung dari peralatan, dan penentuan kebutuhannya lebih

2. Menurut Harga
Barang berharga tinggi (high value items)
Barang ini biasanya berjumlah sekitar hany 10% dari jumlah item persediaan, namun jumlah nilainya mewakili sekitar 70% dari seluruh nilai persediaan, dan oleh sebab itu memerlukan tingkat pengawasan yang sangat tinggi.
Barang berharga menengah (medium Value items)
Barang ini biasanya berjumlah kira-kira 20% dari jumlah item persediaan, dan jumlah nilainya juga sekitar 20% dari jumlah nilai persediaan, sehingga memerlukan tingkat pengawasan cukup saja.
Barang berharga rendah (low value items)
Berlawanan dengan barang berharga tinggi, jenis barang ini biasanya berjumlah kira-kira 70% dari seluruh persediaan, namun nilai harganya hanya mewakili 10% saja dari seluruh nilai barang persediaan, sehingga hanya memerlukan tingkat pengawasan rendah.



3. Menurut tujuan penggunaan

Barang pemeliharaan, perbaikan, dan operasi (Maintenance, Repair & Overhaul/MRO materials)
Barang ini sifatnya habis pakai, digunakan untuk keperluan pemeliharaan, perbaikan, atau operasi, dan kalau pada suatu saat persediaan habis, operasi masih dapat berjalan sementara.
Barang program (program materials)
Barang yang sifatnya juga habis dipakai, jumlah kebutuhannya sesuai dengan tingkat produksiperusahaan yang bersangkutan, dan kalau pada suatu saat persediaan habis, kegiatan perusahaan akan langsung berhenti.


Faktor yang dijadikan sebagai fungsi perlunya persediaan

1. Faktor waktu 
Menyangkut lamanya proses produksi dan distribusi sebelum barang jadi sampai kepada konsumen.
Waktu diperlukan untuk membuat skedul produksi, memotong bahan baku, pengiriman bahan baku, pengawasan bahan baku, produksi dan pengiriman barang jadi ke pedagang besar atau konsumen.
Persediaan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan selama waktu tunggu (lead time)

2. Faktor ketidakpastian waktu datang 
Ketidakpastian waktu datang dari supplier menyebabkan perusahaan memerlukan persediaan, agar tidak menghambat proses produksi maupun keterlambatan pengiriman kepada konsumen.
Persediaan bahan baku terikat pada supplier, persediaan barang dalam proses terikat pada departemen produksi, dan persediaan barang jadi terikat pada konsumen.
Ketidakpastian waktu datang mengharuskan perusahaan membuat skedul operasi lebih teliti pada setiap level.

3. Faktor ketidakpastian penggunaan dalam pabrik 
Faktor ini disebabkan oleh kesalahan dalam peramalan permintaan, kerusakan mesin, keterlambatan operasi, bahan cacat, dan berbagai kondisi lainnya.
Persediaan dilakukan untuk mengantisipasi ketidakpastian peramalan maupun akibat lainnya tersebut.

4. Faktor Ekonomis 
Faktor ekonomis adalah adanya keinginan perusahaan untuk mendapatkan alternatif  biaya rendah dalam memproduksi atau membeli item dengan menentukan jumlah yang paling ekonomis.
Pembelian dalam jumlah besar memungkinkan perusahaan mendapatkan potongan harga yang dapat menurunkan biaya.
Pemesanan dalam jumlah besar dapat pula menurunkan biaya karena biaya transportasi per unit menjadi lebih rendah.
Persediaan diperlukan untuk menjaga stabilitas produksi dan fluktuasi bisnis.



Ongkos Inventory

Terdapat beberapa jenis ongkos yang dikeluarkan untuk untuk persediaan (inventory), yaitu :
1. Ongkos Pembelian (purchasing cost)
Ongkos yang dikeluarkan untuk membeli barang inventori.

2. Ongkos pengadaan (procurement cost):
Ongkos pesan (order cost)
Semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar per sekali pesan.
Ongkos persiapan (set up cost)
Semua pengeluaran yang ditimbulkan untuk persiapan meproduksi barang. (cth: ongkos menyetel   mesin, dll)

3. Ongkos simpan (holding cost)
Semua pengeluaran yang timbul akibat penyimpanan barang, ongkos ini meliputi ongkos: memiliki inventori, gudang, kerusakan/penyusutan, kedaluarsa, asuransi, administrasi, dll.

4. Ongkos kekurangan 
5. Ongkos sistemik